13 Arti Mimpi Baju Dicuci Orang Lain. Jika anda bermimpi baju anda dicuci oleh orang lain, mungkin orang tua, saudara, teman, atau orang yang dekat dengan anda. Mimpi baju anda dicuci oleh orang lain berarti anda akan mendapatkan bantuan dari seseorang ketika sedang dalam masalah.
Semua orang menyukai untuk menggunakan pakaian yang bersih, namun tidak untuk para hewan laut. Setiap beban cucian yang Anda lakukan mungkin dapat menuangkan ratusan ribu polutan kecil ke dalam air, yang kemudian akan dicerna oleh para kerang, moluska dan makhluk laut lainnya di seluruh dunia. Microfibers, atau potongan-potongan kecil dari polyester dan acrylic, ditemukan di antara produk-produk kecantikan ketika bentuk yang lebih besarnya terurai dari plastik. Polutan kecil ini adalah salah satu sumber umum dari pencemaran laut dan menimbulkan suatu masalah bagi makhluk laut dan air tawar. Namun sebuah penelitian terbaru menunjukkan sebuah harapan. Beberapa pakaian, yakni yang terbuat dari akrilik, jauh lebih berpolusi dibandingkan dengan yang jenis pakaian yang lain. Sementara pakaian yang terbuat dari bahan sintetis merupakan bahan utama pembentukan microfiber. “Microfiber merupaka jenis yang paling umum dari microplastic yang sering kita temukan,” kata Katherine O’Reilly, seorang mahasiswa pendidikan Master dari University of Notre Dame. Dan seluruh pakaian-pakaian ini ternyata dapat menghasilkan serat atau fiber yang sangat variatif. “Beberapa kain melepaskan hingga 3 kali lebih banyak serat daripada bahan lainnya,” kata Richard Thompson, seorang Profesor dari Plymouth University d Inggris sekaligus salah satu penulis dari penelitian ini yang telah diterbitkan dalam Journal Marine Pollution Bulletin. “banyak hal yang dapat dilakukan oleh para produsen untuk mengurangi serat yang dihasilkan.” “Serat yang telah termakan oleh para hewan membuat para hewan ini merasa kenyang namun tanpa memberikan mereka nutrisi,” kata O’Reilly. Menurut penelitian terbaru, Thompson dan Imogen Napper mencuci contoh kain dari beberapa jenis yang berbeda yakni, Akrilik, polyester dan campuran dari polyester mereka menyaring air limbah dari mesin cuci untuk menghitung jumlah seratnya. Mereka menemukan bahwa pakaian berbahan akrilik yang ditemukan pada pakaian seperti sweaters, jaket microfleece, melepaskan serat tiga hingga empat kali lebih banyak daripada pakaian berbahan dasar polyester-katun. Secara singkat, jika Anda mencuci enam kilogram kain yang sama, sebanyak 700,000 serat/berat dibuang ke dalam aliran air limbah . Beberapa serat pakaian disaring oleh pabrik pengolahan air limbah, namun sisanya berhasil lolos dan diperkirakan sekitar 40 persen dari serat yang lolos dari penyaringan ail limbah terbuang ke perairan lepas. Ketika mereka sampai di sungai, danau atau bahkan laut, mereka akan dicerna oleh pengumpan penyaring seperti kerang dan remis yang tentunya memiliki pengaruh yang sangat buruk bagi mereka. “Serat yang telah termakan oleh para hewan membuat para hewan ini merasa kenyang namun tanpa memberikan mereka nutrisi,” kata O’Reilly. Atau menurut ilmuwan NOAA , Sherry Lippiat, racun dan bakteri cenderung menumpuk pada plastik yang nantinya akan dicerna oleh hewan. “Kami sangat khawatir tentang hubungan antara plastik dan kandungan kimia di dalamnya, tapi kamu tidak yakin berapa banyak plastik yang telah terkontaminasi oleh ini,” kata Lippiat maupun O’Reilly yang terlibat dalam penelitian ini. Masih banyak hal yang belum diketahui yang berasal dari microplastik. Misalnya, para ilmuwan tidak mengetahui apakan polutan ini membuat para hewan tersedak, meskipun Lippiat mengatakan bahwa terdapat sebuah kemungkinan dari hal tersebut. Mereka juga tidak mengetahui berapa lama microplastic akan bertahan di dalam tubuh hewan. Memang, microplastics telah ditemukan di sungai, danau, di dasar laut dan bahkan di sebuah danau terpencil di Mongolia . Kata Thompson "Kita perlu mengakui bahwa plastik adalah polutan persisten. Bahkan jika besok kita bisa mengayunkan tongkat sihir dan menghentikan semua polusi plastik terhadap lingkungan, kami masih akan melihat selama beberapa dekade kedepan peningkatan plastik di luar sana. " Pelajarannya ialah, menurut Thompson, "Anda harus mempertimbangkan, apa yang Anda lakukan dengan limbah yang telah Anda tangkap?" Lumpur limbah dari sisa "padatan" dari air limbah, sekarang penuh partikel plastik kecil, terlalu dikubur, dibakar atau diolah dan digunakan sebagai pupuk. Itu berarti bahwa dalam kebanyakan kasus, microplastics yang tertangkap dalam filter bisa saja lolos dan mencemari lingkungan lagi. Sebaliknya, katanya, kita perlu untuk mengatasi masalah pada sumbernya. "Kami menganjurkan para produsen untuk memperhitungkan bukan hanya penampilan pakaian, tetapi juga umur panjang garmen." Setelah semua, kemeja yang menumpahkan serat tiga kali secepat akan aus tiga kali dengan cepat pula. Produsen pakaian Patagonia, yang mendanai penelitian ke dalam pakaian dan microplastics beberapa tahun yang lalu, baru-baru ini mengumumkan di blog-nya bahwa itu mengambil sejumlah langkah untuk meminimalkan masalah tersebut. Perusahaan itu mengatakan telah meminta produsen mesin cuci untuk meneliti bagaimana mereka dapat mengurangi serat yang terbuang atau dapat menjebak serat dan mencari cara untuk mengubah penumpukkan microfiber sintetis ke ... bahan baru dalam lini produk kami." Perusahaan ini juga meminta pelanggan untuk tidak membeli "apa yang tidak Anda butuhkan, karena segala sesuatu yang kita buat, memiliki dampak negatif di planet ini." PROMOTED CONTENT Video Pilihan Fresherbisa melakukan pencucian yang lebih teratur jika semua baju kotor sudah terkumpul. 2. Kelompokkan Pakaian. Setelah itu, pilih kelompok pakaian mana yang akan dicuci untuk pertama kalinya. Fresher tidak perlu memisahkan pakaian berdasarkan kepemilikan karena hal ini dapat dilakukan di saat penyetrikaan.
Punya banyak barang di rumah tak hanya membuat ruangan menjadi lebih sempit. Tapi juga bisa mengundang hewan berdatangan ke dalam rumah seperti serangga. Terutama kalau kamu menyimpan barang asal-asalan. Jika terus dibiarkan lama-lama, kamu akan tinggal dengan makhluk hewani seperti semut, kecoa, tikus, dan sejenisnya. Hiy, jijik nggak sih?Untuk itu, kamu perlu ketahui barang apa saja yang membuat banyak hewan berdatangan ke dalam rumah. Dengan begitu, kebersihan menjadi lebih terjaga dan kamu selalu nyaman berada di rumah. Nggak lagi mengeluh, apalagi bete Piring-piring kotor tak hanya merusak pemandangan dapur, tapi juga membuat banyak hewan berkeliaran di sanaTumpukkan piring-piring kotor, alat makan, dan perlengkapan masak yang belum dicuci akan mengundang banyak hewan berdatangan. Bekas makanan yang menempel dan aroma masakannya membuat tikus, semut, dan kecoa datang ke dapurmu. Karena itu, semalas-malasnya kamu mencuci piring tak boleh ditunda lagi, Tak hanya sebagai penyebab hewan mendekat, dapur kotor juga bikin tingkat higienis masakan berkurangSelain cucian piring, alat makan, dan perlengkapan masak yang mengundang hewan datang, kondisi dapur yang kotor pun demikian. Semisal bagian kompor, lemari penyimpanan, dan bekas masakan yang nggak kamu bersihkan. Jadi biasakan kalau sudah masak setelahnya kamu bersihkan, ya. Kalau tidak, banyak semut dan kecoa yang Saluran air yang tidak digunakan hanya menjadi tempat nyaman bagi kecoa dan lalatSadar atau tidak, saluran air yang nggak digunakan akan menjadi tempat yang nyaman bagi lalat dan kocoa. Terutama, saluran air yang masih ada sedikit air, ada beberapa rambut dan sabun di bagian dalamnya. Jadi, rutin dibersihkan ya, meski kamu sudah nggak Masih malas buang sampah? Jika ya, maka nggak heran lagi kalau banyak tikus, semut, bahkan kucing di dekat tempat sampahMulai sekarang kamu harus belajar rutin membuang sampah. Jangan lagi ditunda karena bisa mendatangkan hewan ke rumah. Apalagi, bau sampah sangat mengganggu indera penciuman. Rumah yang seharusnya menjadi tempat beristirahat malah bikin kamu nggak nyaman. Jika dibiarkan, tikus dan semut akan sering berada di sekitar tempat sampah. Nggak jarang juga kucing bakal sering berusaha ke dalam Pernah lihat tumpukkan kertas yang sudah jarang disentuh, lalu di sekitarnya ada kecoa?Buat kamu yang bingung masih ada kecoa di dalam rumah padahal sudah rutin bersihkan rumah tak perlu heran. Karena tumpukkan kertas yang jarang disentuh bisa menyebabkan munculnya kecoa di rumah. Supaya tumpukkan kertasnya nggak rusak, kamu bisa menyimpannya dalam sebuah map plastik dan disimpan di dalam lemari Banyak barang yang nggak pernah kamu bereskan menjadi tempat yang nyaman untuk serangga bersembunyiBanyak barang di rumah, apalagi nggak kamu bereskan akan menjadi tempat nyaman bagi hewan untuk bersembunyi. Mulai dari barang yang berserakan di meja, di lantai, atau di atas lemari pun kamu harus mau Buah yang terlalu matang selain kurang enak dimakan, juga mengundang hewan berdatanganSadar nggak kalau buah yang terlalu matang sering di kelilingi lalat? Mulai dari lalat kecil atau besar, senang banget mereka berkerumun di sekitar buah yang terlalu matang. Jangan lupa lagi untuk segera habiskan sebelum menjadi Selain berupa makanan, berbagai hal manis seperti gula dan madu bisa menjadi penyebab hewan senang berada di rumahmuApapun yang berkaitan dengan makanan manis, pasti membuat banyak hewan berdatangan seperti semut dan tawon. Karena itu, kamu nggak boleh biarkan makanan manis berceceran di rumah. Kamu harus tutupi dengan rapat, bahkan di kaki meja atau di kaki lemari pun kamu berikan kapur anti semut untuk mencegah semut delapan informasi tadi bisa membantumu menjaga kebersihan dan kenyamanan rumah. Nggak ada lagi banyak hewan berdatangan, apalagi bikin kamu nggak nyaman di rumah sendiri.
Sebabmenyimpan pakaian kotor dalam mesin cuci akan mengurangi aliran udara yang masuk ke bagian tabung. Tidak hanya itu, pakaian kotor yang menumpuk bisa membuat bakteri dan jamur berkembang lebih banyak. Apalagi biasanya keadaan mesin cuci cukup lembap sehingga lebih memudahkan jamur berkembang biak dan meningkatnya pertumbuhan bakteri.
Beranda Article Jangan Biarkan Pakaian Kotor Menumpuk, Ini Efek Buruknya Diupload pada 3 June 2020, 0952 AM Smart Laundry Masih sering membiarkan pakaian kotor menumpuk lama? Selain tidak enak dipandang mata dan bisa menyebarkan aroma tidak sedap, sebaiknya segera hentikan kebiasaan ini karena bisa menjadi sumber kuman dan mungkin saja menjadi tempat bermukimnya salah satu binatang berukuran kecil yang bisa menghisap darah, kutu busuk. Dikenal juga dengan Bed Bugs, kutu busuk tidak hanya memiliki bau yang amat menyengat tapi juga memiliki kebiasan menghisap darah manusia. Binatang ini suka sekali mendatangi segala benda berbau keringat manusia, seperti kasur, selimut, dan tumpukan baju kotor. Dilansir dari laman situs Boldsky, ada beberapa kebiasaan yang harus dihindari supaya binatang yang dapat menyebabkan kulit infeksi ini tidak kita jumpai di rumah dan salah satunya adalah kebiasaan menumpuk pakaian kotor selama berhari-hari. Sebuah studi, yang juga dijelaskan pada situs Boldsky, menggunakan dua buah tas berisi pakaian kotor dan tas lain yang isinya pakaian bersih. Dua tas tersebut diletakkan di satu ruangan yang sama dengan kutu busuk . Lima hari kemudian, para peneliti memeriksa dan membandingkan tas mana yang dihinggapi binatang tersebut, dan memang benar, tas berisi pakaian kotor menjadi tempat bermukim yang nyaman untuk hewan berukuran kecil tersebut. Jangan biarkan pakaian kotor menumpuk lama! Mengacu pada hasil penelitian tersebut bisa kita simpulkan bahwa tumpukan pakaian kotor sangat berisiko menjadi hunian yang nyaman bagi kutu busuk dan karena itulah jangan biarkan pakaian kotor menumpuk terlalu lama. Segeralah cuci pakaian kotor dengan deterjen Attack Anti Bau yang tidak hanya mampu menyingkirkan jenis noda membandel, tapi juga akan melindungi pakaian dari kuman dan bau tidak sedap, termasuk bau apek, sejak saat pakaian direndam, karena dilengkapi teknologi Jepang Anti Bau yang lebih mutakhir. Jangan lupa lengkapi dengan pewangi dan pelembut Attack Fresh Up yang akan memberikan kelembutan dan wangi segar yang tahan lama. Teknologi Anti Bau di pewangi dan pelembut Attack Fresh Up akan melindungi pakaian dari pertumbuhan kuman penyebab bau, sehingga pakaian akan terbebas dari bau tidak sedap selama 48 jam. Artikel Lainnya Lihat Semua Artikel Cucian Menumpuk Selepas Liburan Akhir Tahun? Begini Tips MencucinyaSalah satu hal yang selalu menjadi mimpi buruk selepas liburan, termasuk liburan akhir tahun adalah cucian kotor yang menumpuk. Cucian yang menumpuk selepas liburan akhir tahun harus segera dicuci karena selain tidak enak dipandang mata, juga bisa menyebarkan aroma tidak sedap. Cucian menumpuk juga bisa menjadi sumber kuman dan mungkin saja menjadi tempat bermukimnya salah satu binatang berukuran kecil yang bisa menghisap darah, yaitu kutu busuk. Dikenal juga dengan Bed Bugs, kutu busuk tidak hanya punya bau yang amat menyengat namun juga memiliki kebiasan menghisap darah manusia. Binatang yang satu ini suka sekali mendatangi segala benda berbau keringat manusia, seperti kasur, selimut, dan tumpukan baju kotor. Lalu, bagaimana cara mencuci pakaian kotor yang menumpuk selepas liburan akhir tahun? Simak di bawah ini ya, Smart Mom! Karena jumah cucian yang banyak, agar pekerjaan mencuci menjadi lebih ringan, gunakanlah mesin cuci yang dipadukan dengan deterjen Attack Sensor Matic 9 Hi-Tech in 1. Tidak perlu khawatir hasil cucian tidak bersih karena varian deterjen Attack terbaru ini memiliki Automatic Sensor Technology yang mampu secara otomatis melacak, melawan dan mencegah noda kembali. 1,5X lebih efektif membersihkan segala macam noda membandel pada pakaian. Selain itu Attack Sensor Matic 9 Hi-Tech in 1 juga memiliki formula khusus rendah busa yang akan membuat mesin cuci awet terawat, perlindungan anti bau yang ampuh melawan kuman dan bau, serta memiliki keunggulan 9x lebihnya bikin Smart Mom menang banyak. Pakaian bersih tuntas dan praktis karena tinggal dicuci dengan mesin cuci jadikan rutinitas mencuci Smart Mom lebih mudah karena kecanggihan teknologi Attack Sensor Matic 9 Hi-Tech in 1 Lengkapi proses pencucian pakaian dengan pewangi dan pelembut Attack Fresh Up yang memiliki teknologi Anti Bau 48 Jam yang mencegah pertumbuhan kuman penyebab bau serta dilengkapi dengan Mikro-kapsul yang akan memberikan sensasi wangi segar ke seluruh bagian pakaian sehingga pakaian akan terbebas dari bau tidak sedap dan tetap wangi segar selama 48 jam sejak dikenakan. Diupload pada 18 January 2023 Smart Laundry Bahaya Memakai Baju yang Tidak KeringMusim hujan sudah tiba, dan akhir-akhir ini Smart Mom mungkin dibuat pusing oleh masalah jemuran yang susah kering. Padahal, banyak dari jemuran tersebut adalah baju yang digunakan secara teratur seperti seragam sekolah si kecil maupun baju kerja Smart Mom atau suami. Kalau Smart Mom punya mesin pengering, hal ini barangkali tidak jadi masalah besar. Tapi, bagaimana dengan Smart Mom yang tidak punya mesin pengering? Apakah baju yang masih belum kering tersebut harus dipaksa dipakaikan pada anak, suami, atau Smart Mom sendiri? Aduh, jangan sampai! Soalnya, ternyata ada berbagai masalah kesehatan yang bisa timbul karena mengenakan baju yang belum kering lho Smart Mom! Risiko Memakai Baju yang Belum Kering Memaksakan memakai pakaian yang masih belum kering bukan hanya bisa mengganggu karena bau apek yang tentu tidak sedap untuk dihirup, tapi juga kenyamanan pada tubuh. Belum lagi, banyak bakteri dan kuman yang mengancam untuk menempel pada baju yang tidak kering tersebut. Dan tahukah Smart Mom kalau pakaian yang masih basah tersebut rupanya juga bisa menimbulkan masalah kesehatan? Bahkan, hal tersebut bisa mengakibatkan terjadinya penyakit maupun infeksi yang tidak disadari kehadirannya. Risiko mengenakan baju yang tidak kering terhadap kesehatan sebenarnya sudah dibuktikan secara ilmiah, Smart Mom. Penelitian tersebut dilakukan oleh tim dari Wake Forest University School of Medicine North Carolina, tepatnya mengenai prevalensi masalah kulit serta faktor risiko yang terkait di kalangan pekerja pertanian keturunan Latino. Berdasarkan penelitian, ditemukan adanya lebih dari sepertiga partisipan yang melaporkan masalah pada kulit mereka, termasuk jamur kuku dan kulit, jerawat, benjolan, sengatan matahari, ruam, gatal, kapalan, serta gigitan serangga. Nah, walaupun temuan penelitian tersebut diperoleh berdasarkan survei di kalangan petani di North Carolina, Amerika Serikat, temuan tersebut dapat digeneralisasi bagi semua orang di seluruh dunia, tak peduli apa pekerjaan mereka. Lebih lanjut lagi, beberapa risiko kesehatan yang timbul dengan mengenakan baju yang masih basah – meskipun hanya sedikit basah sekalipun – juga meliputi masalah berikut ini. Infeksi kurap Kurap merupakan infeksi jamur yang menyerang kulit dan kuku. Gejalanya yang paling mudah dikenali adalah munculnya ruam dan rasa gatal pada bagian yang mengalami kemerahan. Kurap sendiri bisa menginfeksi kaki, tangan, kuku kaki, maupun kuku jari tangan. Bahkan, kulit kepala, pangkal paha, pantat, maupun paha bagian dalam bisa terinfeksi. Jamur penyebab kurap dapat tumbuh subur di lingkungan yang lembab, termasuk pada pakaian yang masih basah. Jadi, risiko serangan kurap jelas makin tinggi jika Smart Mom memaksa memakai baju yang belum kering. Memperparah eksim Eksim adalah penyakit kronis yang dapat mengakibatkan kulit menjadi merah dan terasa sangat gatal. Garukan terus-menerus karena eksim bahkan bisa menyebabkan luka, yang berujung pada komplikasi, misalnya infeksi bakteri. Kalau Smart Mom atau anggota keluarga ada yang memiliki kondisi ini, Smart Mom perlu tahu bahwa ada beberapa hal yang bisa memperparah eksim yang diderita. Contohnya kelembaban berlebihan yang bisa disebabkan oleh keringat berlebih, pakaian ketat, dan pastinya baju yang masih basah. Jerawat badan Tahukah Smart Mom kalau jerawat bisa menyerang bukan hanya wajah, tapi juga badan? Bahkan, jerawat di badan paling sering diakibatkan oleh pakaian basah karena kondisinya yang lembab. Belum lagi, kelembaban tersebut bercampur dengan panas sehingga mengakibatkan produksi sebum atau minyak pada kulit yang berlebih. Karena itu, jerawat tubuh pun muncul. Terbakar sinar matahari Pada dasarnya, pakaian berfungsi sebagai pelindung bagi tubuh, baik dari panas maupun dingin. Nah, berbicara soal perlindungan dari panas, beberapa jenis pakaian tertentu bahkan bisa bantu meminimalisir risiko paparan sinar ultraviolet UV dari sinar matahari yang berbahaya. Jika pakaian basah, maka perlindungan dari UV juga jadi lebih sedikit karena beberapa sifat perlindungannya yang menghilang. Risiko infeksi jamur Selain jamur kurap, ada berbagai jenis jamur lainnya yang mengancam tubuh Smart Mom dengan memaksa memakai baju basah, seperti jamur Candida albicans. Infeksi karena jenis jamur yang satu ini umum terjadi pada bagian tubuh yang kondisi kulitnya memang secara alami lembab, seperti kemaluan pria maupun wanita, dan bagian mulut. Jika disepelekan dan tidak ditangani dengan baik, infeksi jamur pada kemaluan bisa mengakibatkan komplikasi yang memerlukan perawatan dalam jangka panjang. Jadi, agar Smart Mom dan keluarga nyaman beraktivitas walaupun di musim hujan, pastikan kondisi pakaian selalu kering total sebelum dikenakan, ya! Di samping itu, cegah bau tak sedap yang umum dialami selama musim hujan dengan mencucinya menggunakan detejen Attack Anti Bau yang dipadukan dengan pewangi sekaligus pelembut Attack Fresh Up. Paduan keduanya tidak hanya akan membuat pakaian bebas bau, tapi juga terlindung dari pertumbuhan kuman penyebab bau dan memberikan wangi segar yang tahan 48 jam. Diupload pada 6 January 2020 Smart Laundry Hindari 5 Kesalahan Saat Menjemur Pakaian Ini!Berkat kehadiran teknologi bernama mesin cuci, mencuci pakaian di zaman sekarang sudah bukan lagi pekerjaan yang sulit kan, Smart Mom? Cukup masukkan pakaian dan deterjen ke dalam mesin, cucian pun beres dan tinggal dijemur. Apalagi, pengaturan mesin cuci saat ini makin beragam dan bisa sepenuhnya disesuaikan dengan kebutuhan. Menjemur sendiri juga merupakan pekerjaan mudah, bahkan sejak zaman dulu. Lagipula, apa sih yang sulit dari menggantung pakaian di tempat terbuka yang mendapatkan sinar matahari dalam jumlah cukup? Eits, ternyata realitanya tidak semudah itu lho Smart Mom! Sebab, rupanya masih ada banyak orang yang melakukan kesalahan ketika menjemur pakaian. Parahnya lagi, berbagai kesalahan tersebut bisa mengakibatkan pakaian jadi melar atau warna memudar. Pastinya Smart Mom tidak ingin hal tersebut terjadi pada pakaian Smart Mom, kan? Hmm, apa saja ya kesalahan saat menjemur pakaian yang wajib Smart Mom waspadai dan hindari? Daripada terus-terusan bertanya-tanya, yuk simak daftarnya berikut ini! Membalik Pakaian saat Menjemur Banyak orang – dan Smart Mom barangkali adalah salah satunya – yang membalik pakaian sebelum mencuci, sehingga menjemur pakaian masih dalam kondisi terbalik juga. Cara ini memang bisa membantu melindungi warna pakaian dengan mencegah pemudarannya. Hanya saja, tips ini berlaku hanya untuk pakaian biasa, lho! Kalau Smart Mom akan menjemur pakaian dalam, justru Smart Mom harus menjemurnya bukan dalam kondisi terbalik. Sebab, menjemur baju dalam secara terbalik justru akan membuat kuman dan debu mudah menempel pada sisi kain yang bersentuhan dengan kulit, sehingga meningkatkan risiko infeksi atau penyakit kulit, terutama pada kulit sensitif. Tidak Membalik Pakaian Nah, tadi Smart Mom sudah tahu kan kalau menjemur pakaian dalam justru tidak boleh dilakukan dalam keadaan terbalik. Untuk pakaian biasa, justru Smart Mom wajib menjemurnya secara terbaik, alias bagian dalam ada di sisi luar, dan bagian luar ada di sisi dalam. Dan seperti yang sudah dijelaskan, tujuannya adalah untuk melindungi warna agar tidak cepat pudar. Cara yang sama juga berlaku untuk melindungi sablon yang ada pada pakaian, terutama jika pakaian dijemur saat matahari sedang terik-teriknya. Tidak Langsung Menjemur Pakaian Setelah Mencuci Apakah Smart Mom termasuk yang suka menunda-nunda menjemur baju setelah selesai mencuci menggunakan mesin cuci? Waduh, Smart Mom harus segera hentikan kebiasaan ini kalau Smart Mom ingin menjaga kondisi pakaian. Pasalnya, putaran mesin yang sangat cepat ketika mengeringkan pakaian bisa mengakibatkan baju jadi kusut dan bau apek kalau masih dibiarkan di dalam mesin, alias tidak segera dikeluarkan untuk dijemur. Mengabaikan Panasnya Matahari Memang benar bahwa sinar matahari dibutuhkan saat menjemur pakaian. Hanya saja, Smart Mom juga harus memerhatikan panasnya matahari pada hari ketika Smart Mom akan menjemur baju. Sebab, sinar matahari yang terlalu panas bisa mengakibatkan beberapa jenis kain tertentu jadi mengeras. Di samping itu, warna pakaian juga jadi lebih mudah pudar dan sablon pada baju juga lebih berisiko mengelupas. Karena itu, sebaiknya Smart Mom pilih tempat menjemur yang teduh, misalnya di bawah naungan pohon atau di bawah atap asbes bening. Menggunakan Gantungan untuk Menjemur Baju Berbahan Melar Pakaian dengan bahan yang mudah melar seperti sweater biasanya memang butuh waktu lebih lama untuk dijemur. Karena itu, banyak orang yang menjemurnya seolah seperti menjemur pakaian biasa, misalnya dengan cara menggantungnya pada gantungan baju atau menggunakan jepit jemuran untuk menjepitnya pada tali. Padahal, karena sifat bahan baju yang mudah melar, cara seperti itu justru akan membuat baju lebih cepat molor, terutama pada bagian baju jika dijepit, dan bagian bawah jika menggunakan gantungan. Terus, apa cara teraman untuk menjemur baju dengan bahan melar, ya? Mudah kok, Smart Mom. Cukup masukkan baju dalam kondisi terlipat ke dalam jaring laundry, kemudian gantungkan jaring laundry tersebut. Air pun akan menetes keluar lewat jaring, dan serat baju tetap terjaga. Wah, ternyata kesalahan saat menjemur pakaian sesepele itu, ya? Nah, kalau Smart Mom ingin selalu menjaga kondisi pakaian, mulai ubah kebiasaan menjemur dan hindari kesalahan-kesalahan di atas, ya! Selain itu, selalu gunakan deterjen Attack Anti Bau dan pewangi sekaligus pelembut Attack Fresh Up yang akan merawat serat-serat pakaian dan melindungi pakaian dari bau serta memberikan kesegaran yang tahan lama Diupload pada 6 January 2020 Smart Laundry Tumpukkanpiring-piring kotor, alat makan, dan perlengkapan masak yang belum dicuci akan mengundang banyak hewan berdatangan. Bekas makanan yang menempel dan aroma masakannya membuat tikus, semut, dan kecoa datang ke dapurmu. Karena itu, semalas-malasnya kamu mencuci piring tak boleh ditunda lagi, ya. 2. – Pasar merupakan pusat kegiatan jual-beli manusia yang menimbulkan banyak sampah. Pasar menghasilkan banyak sampah terutama sampah organik seperti sayur-sayuran, daging, ikan, dan juga sembako dan juga sampah anorganik seperti bungkus plastik. Seringkali ditemukan banyak sampah berserakan di pasar. Sampah-sampah tersebut menumpuk dalam jumlah banyak dan menimbulkan banyak dampak sampah di pasar berserakan, apa akibatnya bagi lingkungan? Akibat sampah berserakan Berikut beberapa akibat jika sampah di pasar berserakan atau tidak dikelola dengan baik, yaitu Lingkungan menjadi kotor Sampah berserakan membuat lingkungan menjadi kotor. Jika terus dibiarkan sampah kan menumpuk dan membuat lingkungan menjadi lebih kotor lagi. Baca juga Ketika Sampah di Pasar Berserakan, Apa Akibatnya bagi Orang-Orang?Lantai pasar yang kotor cenderung licin karena sampah yang membusuk, membuat lingkunga tidak nyaman ditinggali. Sampah yang berserakan juga menyebabkan polusi karena mengotori tanah, air, juga udara. Tanah yang tercemar oleh sampah pasar menjadi tidak subur, menyebabkan banyak tumbuhan mati. Adapun air yang tercemar sampah pasar yang membusuk akan mengandung banyak bakteri dan kontaminan sehingga tidak bisa dikonsumsi, baik oleh hewan maupun manusia. Jika pencemaran tersebut terus dibiarkan, maka dapat menyebabkan kerusakan ekosistem di sekitar pasar. Lingkungan menjadi bau Sampah yang berserakan dan menumpuk akan membusuk dan menghasilkan zat beraroma tidak sedap bernama hidrogen sulfida H2S. Semakin banyak sampah yang membusuk, maka akan semakin banyak gas H2S. Selain bau, gas tersebut bisa menghilangkan nafsu makan. Jika terhirup dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan sakit kepala, mual, batuk, infeksi pada hidung, tenggorokan, dan saluran pernafasan bagian bawah, serta penimbunan cairan di paru-paru yang berakibat fatal. Baca juga Mengapa Pasar sangat Bau? Yangnamanya baju kotor nggak akan pernah punah di muka bumi ini. Sepanjang memakai busana, sepanjang itulah baju kotor bakal terus ada. Aku termasuk barisan yang suka menumpuk-numpuk baju kotor. Terkadang besarannya melebihi jumlah kapasitas keranjang yang ada di belakang pintu. Dengan mesin cuci baju kotor lebih teratur dibersihin – Siapa di antara Kawan Puan yang setiap kali melihat selebgram favorit atau artis idola pakai baju yang keren langsung tergiur untuk membeli baju yang serupa? Begitu juga dengan kamu yang tak pernah mau ketinggalan dengan tren fashion terbaru, pasti langsung cepat memilih baju mana saja yang masuk dalam daftar pakaian tersebut benar dibutuhkan atau tidak, itu urusan belakangan, yang penting punya baju baru jadi hal penting bagi banyak perempuan. Jika Kawan Puan masih melakukan kebiasaan itu, bisa jadi kamu berkontribusi merusak lingkungan. Ya, tanpa disadari, kebiasaan masyarakat yang konsumtif dalam hal pakaian turut berkontribusi pada menumpuknya limbah pakaian yang berdampak buruk bagi lingkungan loh. “Memang kita juga termasuk salah satu pemakai atau berkontribusi pada fast fashion. Pakaian-pakaian diproduksi secara masif dan banyak dijual secara murah. Sementara season tergus berganti,” jelas Aretha Aprilia, pakar manajemen limbah dan energi, saat diwawancarai PARAPUAN. Untuk diketahui, fast fashion adalah istilah di industri tekstil yang memproduksi berbagai model pakaian yang terus berganti secara cepat, serta menggunakan bahan baku yang berkualitas buruk, sehingga tidak tahan lama. Baca Juga Dukung Slow Fesyen, Ini Rekomendasi Tempat Rental Baju Pesta Untukmu Bahkan, pada tahap produksi itu sendiri industri pakaian kebanyakan memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan. “Dari awal memproduksi pakaian, industri tekstil adalah salah satu industri yang polluting untuk lingkungan. Banyak menyebabkan polusi air dan udara,” tambahnya lagi. Hal ini sejalan dengan temuan Changing Markets Foundation yang dirilis pada Juni 2021 lalu bahwa industri pakaian bertanggung jawab atas lebih dari 20 persen polusi air di dunia. Ironisnya lagi, laporan International Union for Conservation of Nature tahun 2017 menunjukkan bahwa tekstil akan menjadi sumber polusi mikroplastik laut terbesar di dunia. Bagaimana dengan di Indonesia? Menurut pengamatan Aretha, Indonesia sendiri termasuk salah satu produsen dan konsumen pakaian terbesar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik BPS tahun 2019 menunjukkan bahwa produksi industri pakaian mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 15,29 persen. “Ini seperti pisau bermata dua. Di satu sisi memang bagus karena mereka bisa menyerap tenaga kerja, cuman di sisi lain juga mereka memproduksi pakaian secara massal dalam jumlah yang sangat masif,” ujar Aretha. Tak hanya itu saja. Di beberapa daerah ia juga kerap menemui perusahaan tekstil yang menggunakan pewarna dengan pengelolaan limbah yang buruk. “Ada industri tekstil yang pakai pewarna dan kemudian dibuang ke sungai begitu saja,” tambahnya lagi. Nasib Pengolahan Limbah Pakaian Tak hanya merusak lingkungan di level produksi, industri pakaian juga pada akhirnya membebani kita semua karena berujung jadi limbah yang sulit didaur ulang. Bukannya tanpa sebab, pasalnya Tempat Pembuangan Akhir TPA Bantar Gebang hanya bisa mengolah 50 ton sampah per hari. Angka ini tak sebanding lurus dengan jumlah sampah yang masuk ke area TPA Bantar Gebang Jakarta sebanyak hingga ton per harinya. Persentase pengolahannya sangat kecil. Menurut data Jakarta dalam Angka tahun 2017, persentase komposisi sampah DKI Jakarta untuk kategori kain adalah 1,11 persen. “Sampah kain 1,11 persen, tapi kalau dari ton per hari total keseluruhan sampah di Jakarta, berarti kita membuang 83,25 ton sampah kain per hari,” jelasnya lagi. Menurut Aretha, sebenarnya peraturan terkait persampahan di Indonesia sudah cukup lengkap, hanya saja penegakkan peraturannya masih kurang. “Kita butuh penegakkan peraturannya yang lebih tegas dari pemerintah terhadap polluters,” ujarnya soal implementasi dari program-program pemerintah terkait pengelolaan sampah. Menurut Aretha, orang awam tak banyak yang tahu seperti apa implementasi dari pengolahan sampah tersebut. “Diolah seperti apa? Apakah pengolahannya sudah sesuai dengan materialnya atau tidak?” ujarnya yang menyayangkan tak adanya transparansi dan ketegasan perihal pengolahan limbah tersebut. Baca Juga Bijak Pilih Pakaian, Ini 4 Serat Sintetis yang Tidak Ramah Lingkungan Ironisnya lagi, sekalipun kita telah memilah sampah berdasarkan kategorinya, pada saat sampai di TPA sudah dalam kondisi tercampur. “Ini membuat masyarakat menjadi malas untuk memilah sampah. Jadi belum ada streamline antara peraturan hingga implementasinya di lapangan,” tambahnya. Padahal, pemilahan sampah menjadi salah satu kunci penting dalam pengolahan limbah. “Karena belum terpilah, jadi seringkali tidak bersih. Biasanya kalau sudah tercampur dan kotor, akhirnya tidak diambil oleh pelapak atau pemulung. Itu pun menjadi worthless,” jelasnya lagi. Sampah yang telah tercampur akan semakin sulit untuk diolah, hingga pada akhirnya akan berujung di laut. “Makanya marine litter juga ternyata bukan hanya plastic waste, tapi juga textile waste,” papar Aretha lagi. Salah satu buktinya adalah pernah ditemukan sebuah kasus lumba-lumba yang tercekik pakaian dalam perempuan di Meksiko. Sementara itu, ditemukan juga banyak sampah pakaian di dasar laut. Mengurangi dari Sumbernya Hanya menunggu langkah dari pemerintah untuk mengatasi masalah limbah pakaian tentu bukan hal yang bijak dilakukan. Secara cepat, seharusnya masyarakat bisa secara paralel meminimalisir masalah sampah tekstil yang tak kalah berbahayanya dengan limbah plastik maupun makanan. Seperti yang disampaikan oleh Aretha, “Intinya memang kita harus sebisa mungkin mengurangi sampah sebesar-besarnya agar tidak berakhir di TPA dan membebaninya.” Bukan tanpa sebab, kemampuan dan kapasitas TPA untuk mengolah serta menampung sampah sangatlah terbatas. Terlebih lagi belum ada teknologi yang cukup mumpuni kita miliki untuk mengolahnya. “Coba bayangkan kalau nanti TPA sudah overloaded dan tidak ada tempat untuk buang sampah, lantas gimana? Mau kemana sampah itu dibuang?” ujar Aretha resah, mengingat kini sampah yang masuk ke TPA mencapai 140 kali lipat lebih banyak daripada daya olahnya. Saling menyalahkan siapa yang salah dan siapa yang harus bertanggung jawab dari isu limbah pakaian tentunya tak akan menyelesaikan masalah. Baca Juga Serat Kain Ini Tak Hanya Merusak Lingkungan, Tapi Juga Buruk Bagi Kesehatan Kita sebagai pengguna bisa mengontrol apa yang kita kenakan sehari-hari dan turut berpartisipasi mengurangi sampah dari sumbernya. Kita sendiri yang harus bisa memilih mana yang kira-kira kebutuhan dan keinginan. Apakah kita harus selalu membeli pakaian baru hanya demi mengikuti tren tanpa mengindahkan dampaknya pada lingkungan? Alih-alih menjadi konsumtif, Aretha pun menyarankan untuk menerapkan gaya hidup dengan pedoman quality over quantity. “Pilih produk pakaian yang memang agak mahal tapi berkualitas dan bisa tahan lama. Itu lebih baik dibandingkan kita membeli yang murah tapi berkali-kali dan berujung dibuang,” jelasnya. Gaya hidup masyarakat yang konsumtif adalah salah satu cikal bakal kehidupan yang tidak berkelanjutan. “Jadi memang at the end of the day, kembali lagi ke tangan konsumen agar lebih hati-hati dan bijak dalam menggunakan serta memilah sampah pakaian karena ketika kita ingin berupaya supaya sampah itu tidak masuk ke TPA. Karena kalau tidak kita siapa lagi?” tutupnya.* Baca Juga Ternyata, Tak Semua Brand Label 'Green Fashion' Mempraktikkan Mode Berkelanjutan

Berikutlangkah-langkah untuk mengatasi pakaian yang menumpuk : Kumpulkan Semua Pakaian Kotor, Kelompokkan Pakaian +62 8091 787 pilih kelompok pakaian mana yang akan dicuci untuk pertama kalinya. Pilih kelompok pakaian dengan jumlah yang terbanyak untuk dicuci terlebih dahulu dan pisahkan pakaian yang memerlukan perlakuan khusus ketika

L'Équateur est un pays situĂ© dans la rĂ©gion andine, il abrite une culture et une tradition riches, qui finiront Ă©galement par se reflĂ©ter dans les vĂȘtements typiques encore en vigueur dans plusieurs villes. Savez-vous ce que costumes typiques de l'Équateur? Si l'on passe en revue la grande variĂ©tĂ© de costumes Ă©quatoriens typiques, peut-ĂȘtre le cas de les vĂȘtements typiques de la rĂ©gion d'Otavalos On voit l'utilisation d'une large couverture bleue qui couvre le corps et qui est tenue avec une ceinture brodĂ©e Ă  la taille, en dehors des accessoires tels que des colliers en or et des bracelets sont utilisĂ©s. Les cheveux sont Ă©galement toujours bien attachĂ©s, formant une queue. Dans la rĂ©gion andine de Saraguro nous pourrons trouver l'utilisation de ponchos, qui ont gĂ©nĂ©ralement des tons sombres avec une prĂ©pondĂ©rance de noir, symbole de puissance, qui contraste avec l'utilisation de chapeaux blancs et de larges laniĂšres de cuir. Dans la rĂ©gion de la jungle de l'Équateur, vous pouvez trouver une grande similitude avec ce qui se trouve de l'autre cĂŽtĂ© de la frontiĂšre avec le PĂ©rou, oĂč vous pouvez voir la prĂ©sence de colliers colorĂ©s grĂące Ă  l'utilisation de plumesDe plus, vous voyez gĂ©nĂ©ralement des pagnes ou des robes dont le plus grand dĂ©tail se trouve dans les graphiques qui y sont rĂ©alisĂ©s. Mais voulez-vous en savoir plus sur les costumes typiques de l'Équateur? Ne perdez pas de dĂ©tails! Sommaire1 Costumes Ă©quatoriens typiques plus DiffĂ©rents styles par diffĂ©rentes Femmes des villages de la Tribus de la forĂȘt tropicale de l'Amazonie La ville de la Le peuple Montubio2 Comment s'habiller si vous allez en Equateur3 Comment s'habiller formellement en Si tu es un Si tu es une femme4 Comment s'habiller dĂ©contractĂ© en Équateur Costumes Ă©quatoriens typiques plus traditionnels DiffĂ©rents styles par diffĂ©rentes cultures Les costumes Ă©quatoriens typiques les plus traditionnels sont toujours trĂšs populaires dans la sociĂ©tĂ© Ă©quatorienne, en fait, il existe des groupes ethniques qui achĂštent et vendent encore des vĂȘtements traditionnels pour les porter rĂ©guliĂšrement. D'autre part, il existe des cultures comme les "colorados" de Saint-Domingue qui ont presque complĂštement perdu leurs vĂȘtements traditionnels., et le costume rĂ©gional n'est considĂ©rĂ© que comme une attraction touristique. L'Équateur est composĂ© de nombreux groupes ethniques avec des cultures et des traditions diffĂ©rentes, il n'y a donc pas de costume national et exclusif en Équateur. Par exemple, la robe traditionnelle de la rĂ©gion d'Otavalos est probablement la plus cĂ©lĂšbre et la plus frĂ©quente de l'Équateur. Dans plusieurs communautĂ©s des montagnes, ils maintiennent de nombreuses traditions avec leurs vĂȘtements typiques, tels que des chapeaux distinctifs, des ponchos ou des chemisiers brodĂ©s qui sont couramment utilisĂ©s par de nombreux Ă©quatoriens. Femmes des villages de la sierra Les femmes de diffĂ©rentes villes de la Sierra portent des jupes plissĂ©es de couleurs vives avec des broderies aux ourlets. Mais les communautĂ©s Ă©tant si diffĂ©rentes peuvent avoir leurs propres variations de vĂȘtements ou de chapeaux. Les femmes portent souvent un chĂąle de laine comme moyen de transporter des achats ou des bĂ©bĂ©s sur le dos de la femme. Tribus de la forĂȘt tropicale de l'Amazonie Ă©quatorienne Diverses tribus de la forĂȘt tropicale de l'Amazonie Ă©quatorienne portent encore des coiffes Ă  plumes traditionnelles et autres accessoires avec des significations ethniques ou tribales. Bien que de nombreux jeunes membres de ces tribus puissent combiner ou remplacer ces accessoires vestimentaires par d'autres de style plus occidental. La ville de la CĂŽte La ville de la CĂŽte est entre les montagnes et la mer, elle a perdu de nombreuses coutumes culturelles et traditionnelles. Leurs vĂȘtements traditionnels dans la plupart des cas ne sont pas trĂšs diffĂ©rents des vĂȘtements des habitants de la sierra. Bien qu'il y ait des communautĂ©s sur la cĂŽte qui n'ont pas de vĂȘtements traditionnels. Le peuple Montubio Dans la ville de Montubio elle couvre les provinces de ManabĂ­, Los RĂ­os, Guayas et Santa Elena, ils se distinguent par leurs chapeaux style cowboy et ils portent gĂ©nĂ©ralement des machettesIls portent des bottes en caoutchouc mais n'ont pas de costume traditionnel qui leur est associĂ©. Mais comme il y a tellement de communautĂ©s diffĂ©rentes, il n'y a pas de vĂȘtements traditionnels typiques qui englobent tout l'Équateur. Comment s'habiller si vous allez en Equateur Les vĂȘtements distinctifs des Équatoriens sont souvent un indicateur de la rĂ©gion d'oĂč ils viennent. Par exemple, les hommes portant des ponchos bleus, des pantalons jusqu'aux mollets et des chapeaux seront probablement de la rĂ©gion de Quito.. Un autre exemple est celui des femmes des Andes qui portent souvent des chemisiers blancs, des chĂąles colorĂ©s et des capes d'or et des bracelets de corail rouge. On ne s'attend pas Ă  ce que les visiteurs voyageant en Équateur en tant que touristes portent ces tenues traditionnelles, mais vous le pouvez. Si vous dĂ©cidez de vous habiller comme ils le font, vous serez traitĂ© comme une personne importante en donnant de la valeur Ă  ce type de vĂȘtements. Comment s'habiller formellement en Equateur Pour vous habiller formellement en Equateur et que vous pouvez aller selon les vĂȘtements du pays, vous pouvez suivre les conseils suivants Si tu es un homme Portez un costume foncĂ© et une cravate pour les rĂ©unions d'affaires. Portez des pantalons et des cravates si vous allez travailler dans une entreprise Ă©quatorienne. Portez des chemises Ă  col et Ă©vitez les chapeaux dans les restaurants ou les maisons familiales. Si tu es une femme Portez des chemisiers, des chaussettes et des talons hauts avec une jupe ou un pantalon et vous devez assister Ă  une rĂ©union d'affaires ou de travail. Les vĂȘtements doivent ĂȘtre conservateurs pour ne pas ĂȘtre trop serrĂ©s ou trop bas. Les jupes peuvent ne pas ĂȘtre courtes ou suggestives. Vous pouvez porter une robe lĂ©gĂšre, une jupe ou un pantalon pour manger au restaurant ou rendre visite Ă  quelqu'un Ă  la maison. Les robes de cocktail fonctionnent Ă©galement pour les Ă©vĂ©nements formels, bien que les robes dĂ©colletĂ©es soient mal vues. Comment s'habiller dĂ©contractĂ© en Équateur Pour s'habiller de façon dĂ©contractĂ©e, les hommes et les femmes doivent porter des baskets, des vĂȘtements de sport, des chaussures de randonnĂ©e ... c'est bien pour la semaine. Ils peuvent Ă©galement porter des pulls molletonnĂ©s ou des pantalons de survĂȘtement le week-end. Une autre idĂ©e est de porter des jeans, des chemises ou des chemisiers confortables pour visiter les lieux publics. Des maillots de bain, des shorts et des tongs classiques doivent ĂȘtre portĂ©s Ă  la plage et Ă  la piscine. Ce ne sont lĂ  que quelques exemples de costumes typiques de l'Équateur et les vĂȘtements typiques les plus modernes que vous devez savoir si vous voulez voyager en Equateur et vous habiller en fonction du lieu. Bien que je vous conseille de vous renseigner en fonction de la zone oĂč vous souhaitez vous rendre pour pouvoir savoir quel type de vĂȘtement typique est ce qu'ils portent normalement et donc pas dĂ©saccordĂ© si vous voulez chercher des vĂȘtements selon leurs coutumes. Article connexeDouanes Ă©quatoriennes Le contenu de l'article adhĂšre Ă  nos principes de Ă©thique Ă©ditoriale. Pour signaler une erreur, cliquez sur ici !.

Selainitu, kelembapan yang menumpuk pada pakaian kotor dapat menyebabkan pertumbuhan jamur dan noda membandel. Chuck Gerba, peneliti dan profesor biologi lingkungan Universitas Arizona, Amerika Serikat, menemukan, setelah menyeka 100 mesin cuci, 44 persen di antara mesin cuci dengan tumpukan pakaian kotor mengandung bakteri feses.

Pakaian yang Kotor dan Menumpuk Akan Mengundang Hewan 2021-09-29 Apakah Anda pernah memiliki tumpukan pakaian kotor di dalam rumah Anda? Jika iya, maka Anda harus segera mengatasinya. Tumpukan pakaian kotor dapat menjadi sarang bagi hewan-hewan yang tidak diinginkan di dalam rumah Anda. Hewan-hewan tersebut dapat membawa penyakit dan dapat mengganggu kenyamanan hidup Anda. Penyebab Pakaian Menumpuk di Rumah AdaContinue Reading Pakaian yang Kotor dan Menumpuk Akan Mengundang Hewan 2020-09-19 Banyak dari kita mungkin tidak menyadari bahwa menumpuk pakaian kotor bisa menjadi tempat berkembang biak bagi hewan seperti kutu dan tikus. Hal ini karena pakaian yang kotor mengandung sisa-sisa makanan dan keringat yang menarik perhatian hewan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan pakaian agar tidak menimbulkan masalah ini. PakaianContinue Reading
KecelakaanBus di Ciamis yang Tumpangi Peziarah Tewaskan 3 Orang dan 24 Orang Luka-luka. Perisai Desak Dubes Singapura Minta Maaf 2x24 Jam. Jenazah Achmad Yurianto Eks Jubir COVID-19 akan Dimakamkan Besok di Malang. Konyol! Geng Motor Jakarta Mystery Live Instagram Serang Pakai Sajam, Dipolisikan
– Banyak orang sering membiarkan pakaian menumpuk di cucian. Baju dan celana habis pakai kerap dilempar begitu saja ke keranjang cucian, tanpa dipisahkan berdasar bahan dan warnanya. Hal ini membuat semua pakaian kotor tercuci menjadi satu di mesin cuci. Alhasil, saat dicuci, pakaian berwarna terang menjadi kusam karena terkena lunturan warna dari pakaian berwarna hanya itu, serat pakaian juga lebih mudah rusak karena sering tercampur dengan pakaian yang tertempel noda dan lumpur. Agar hal ini tidak terjadi, maka pemilahan pakaian sebelum dicuci sangatlah penting. Ilmuwan senior P&G untuk Tide, Jessica Zinna, memberikan saran soal cara memisahkan cucian berdasarkan warna, jenis kain, dan tingkat kekotoran. “Kita sebaiknya mencuci pakaian secara terpisah, agar pakaian terlihat tetap bagus dan terasa lebih awet, terutama saat mencuci dalam suhu dingin,” ujar Zinna.“Saya pribadi akan merekomendasikan memisahkan berbagai warna dan jenis bahan sebanyak mungkin untuk menjaga warna dan tampilan pakaian,” tambahnya. Tidak hanya itu, Mary Gagliardi, alias "Dr. Laundry," ilmuwan internal dan ahli kebersihan dari Clorox, perusahaan produk pembersih asal AS, juga memberikan rekomendasinya tentang memilah pakaian saat dicuci. Ia mengatakan, memilah pakaian sebelum dimasukkan ke mesin cuci adalah cara yang tepat agar hasil cucian menjadi lebih baik. “Ketika kita menggabungkan pakaian gelap, seperti jeans biru, denim hitam, kaus kaki hitam, atau kemeja biru tua dalam satu muatan, andai ada yang luntur, maka tidak akan terlalu kelihatan,” ucap Gagliardi. “Sebaliknya, pakaian berwarna cerah tidak kelunturan akan tampak kotor dan kusam, sehingga mengurangi tampilannya,” sambung Gagliardi. Baca juga Tanda Kita Memakai Detergen Terlalu Banyak Saat Mencuci Pakaian
ULlZ0D.
  • 1hqsgjybrq.pages.dev/223
  • 1hqsgjybrq.pages.dev/358
  • 1hqsgjybrq.pages.dev/8
  • 1hqsgjybrq.pages.dev/103
  • 1hqsgjybrq.pages.dev/77
  • 1hqsgjybrq.pages.dev/50
  • 1hqsgjybrq.pages.dev/262
  • 1hqsgjybrq.pages.dev/237
  • pakaian yang kotor dan menumpuk akan mengundang hewan